TRADISI OMED-OMEDAN

  

OMED-OMEDAN


    Omed-omedan yaitu acara ciuman massal sah-sah aja di Bali. Sayangnya, acara yang dinantikan oleh para jomblo ini cuma dilakukan setahun sekali. Nama acara ciuman massal di Bali ini disebut Omed-omedan, yang artinya tarik-tarikan. Omed-omedan atau juga disebut Med-medan rutin digelar setiap tahun di Bali, sehari setelah hari raya Nyepi atau yang disebut sebagai hari Ngembak Geni. Konon, acara ini sudah diwariskan sejak tahun 1900-an dan hanya bisa ditemukan di Banjar Kaja Sesetan, Denpasar.

SEJARAH TRADISI OMED-OMEDAN

    Awalnya, Raja Puri Oka (seorang keturunan raja di Bali) marah besar saat melihat rakyatnya menggelar Omed-omedan. Beliau marah besar saat melihat warganya melakukan adegan yang dianggap panas. Tapi, nggak disangka, Raja Puri Oka yang sedang sakit keras malah sembuh setelah melihat upacara tersebut. Padahal, tadinya penyakitnya nggak kunjung sembuh, meskipun sudah berobat ke banyak tabib. Raja Puri Oka pun mengeluarkan titah agar Omed-omedan dilakukan setiap tahun, sehari setelah Nyepi.

    Warga setempat meyakini, bila acara ini nggak diselenggarakan, dalam satu tahun mendatang, berkah Sang Dewata akan sulit didatangkan dan berbagai peristiwa buruk akan datang menimpa. Tahun 1970-an, tradisi ini pernah ditiadakan, tiba-tiba di pelataran Pura terjadi perkelahian dua ekor babi. Mereka terluka dan berdarah-darah, lalu menghilang begitu saja. Peristiwa itu dianggap sebagai pertanda buruk bagi semua warga Banjar.-

RENTETAN ACARA OMED-OMEDAN


    Acara diawali dengan sembahyang bersama, lalu dilanjutkan dengan pementasan tarian barong bangkal (barong berkepala babi) hingga penarinya kesurupan. Jika sudah terjadi kesurupan, berarti acara Omed-omedan sudah mendapat izin dari Ida Bathara yang bersemayam di Pura Banjar. Tidak ada persyaratan untuk ikut acara ini. Asalkan merupakan anggota Sekaha teruna-teruni di Banjar Kaja. Yang nggak boleh ikutan adalah remaja cewek yang sedang datang bulan supaya nggak menodai kesucian acara.

    Anggota sekaa teruna (cowok) berada di kiri (utara jalan) dan anggota sekaa teruni (cewek) berada di kanan (selatan). Mereka adalah pemuda dan pemudi yang masih jomblo. Namun, mereka nggak boleh memilih pasangan sendiri. Pasangan mereka sudah ditentukan oleh panitia. Kemudian, di depan penonton, seorang cewek peserta Omed-omedan mendapat giliran, dipanggul ramai-ramai dari salah satu sisi di tengah jalan raya Sesetan. Kemudian, dari arah berlawanan, dipanggul seorang peserta cowok hingga keduanya bertemu dan saling berangkulan, berpelukan, dan berciuman.

    Saat mengetahui calon pasangannya bukan orang yang dikehendaki, si cewek maupun cowok spontan berteriak histeris dan mulai mempersiapkan kuda-kuda dengan membungkuk agar sulit dicium dan terhindar dari ciuman bibir. Untuk memisahkan pergulatan, keduanya disiram air oleh panitia dengan menggunakan ember atau semprotan.



Comments

Popular Posts