TRADISI MELASTI

    

UPACARA MELASTI


    Melasti adalah upacara mensucikan diri yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali untuk menyambut hari raya Nyepi. Upacara ini biasanya dilakukan di pinggir pantai atau danau atau sungai dengan tujuan mensucikan diri dari segala perbuatan-perbuatan buruk yang telah dilakukan, lalu perbuatan buruk tersebut dibuang ke laut. Upacara melasti dilakukan dengan menghanyutkan kotoran-kotoran alam menggunakan air kehidupan. Itulah sebabnya mengapa upacara melasti dilakukan di sumber air seperti di pinggir laut atau danau atau sungai.  Upacara melasti biasanya dilakukan setahun sekali tepat pada tiga hari sebelum hari raya Nyepi. Upacara melasti juga memiliki kaitan dengan suatu upacara Nagansankritan di India. Keduanya sama-sama upacara yang ditujukan untuk mensucikan, namun pada upacara Nagansankritan lebih fokus terhadap mensucikan suatu desa.

MAKNA UPACARA MELASTI

    Upacara melasti memiliki makna sebagai pembersihan jagat raya yang meliputi diri sendiri atau alam semesta. Upacara melasti juga menjadi salah satu bentuk permohonan terhadap Tuhan Yang Maha Esa supaya umat Hindu diberikan kekuatan untuk melangsungkan hari raya Nyepi. ada 5 tujuan dari upacara melasti antara lain :
  1. Ngiring prewatek dewata, ini artinya upacara melasti itu hendaknya didahului dengan memuja Tuhan dengan segala manifestasinya dalam perjalanan melasti. Tujuannya adalah untuk dapat mengikuti tuntunan para dewa sebagai manifestasi Tuhan. 
  2. Anganyutaken laraning jagat, artinya menghayutkan penderitaan masyarakat. Jadinya upacara melasti bertujuan untuk memotivasi umat secara ritual dan spiritual untuk melenyapkan penyakit-penyakit sosial. Penyakit sosial itu seperti kesenjangan antar kelompok, perumusuhan antar golongan, wabah penyakit yang menimpa masyarakat secara massal, dan lain-lain.
  3. Papa kelesa, artinya melasti bertujuan menuntun umat agar menghilangkan kepapanannya secara individual. Ada lima klesa yang dapat membuat orang papa yaitu: Awidya : Kegelapan atau mabuk Asmita : Egois, mementingkan diri sendiri, Raga : pengumbaran hawa nafsu, Dwesa : sifat pemarah dan pendendam, Adhiniwesa : rasa takut tanpa sebab, yang paling mengerikan rasa takut mati. Kelima hal itu disebut klesa yang harus dihilangkan agar seseorang jangan menderita.
  4. Letuhing Bhuwana, artinya alam yang kotor, maksudnya upacara melasti bertujuan untuk meningkatkan umat hindu agar mengembalikan kelestarian alam lingkungan atau dengan kata lain menghilangkan sifat-sifat manusia yang merusak alam lingkungan. Umat hindu merumuskan lebih nyata dengan menyusun program aksi untuk melestarikan lingkungan alam. Seperti tidak merusak sumber air, tanah, udara, dan lain-lain.
  5. Ngamet sarining amerta ring telenging segara, artinya mengambil sari-sari kehidupan dari tengah lautan, ini berarti melasti mengandung muatan nilai-nilai kehidupan yang sangat universal. Upacara melasti ini memberikan tuntunan dalam wujud ritual sakral untuk membangun kehidupan spiritual untuk didayagunakan mengelola hidup yang seimbang lahir batin.

TATA CARA PELAKSANAAN UPACARA MELASTI


    Pelaksanaan upacara melasti dilakukan di daerah yang dekat sumber air seperti di pinggir laut atau danau atau aliran sungai terdekat. Adapun tata cara pelaksanaan upacara melasti, berikut tata caranya. 

1. Persiapan Peralatan dan Sesaji
    Yang dilakukan pertama kali sebelum melakukan upacara melasti adalah mempersiapkan peralatan dan sesaji. Biasanya, setiap orang dalam satu rombongan akan membawa perangkat-perangkat keramat untuk ibadah seperti arca, pratima, pralingga dari pura masing-masing wilayah untuk disucikan. Sesaji pun disiapkan oleh masing-masing umat hindu sesuai dengan kemampuan ekonomi masing-masing. 

2. Ritual Arak-Arakan
    Setelah mempersiapkan peralatan dan sesaji, biasanya akan dimulai ritual arak-arakan. Ritual arak-arakan ini biasanya dilakukan mengelilingi desa setempat sambil membawa berbagai peralatan yang sudah dipersiapkan untuk upacara melasti. Pada ritual arak-arakan ini, berlangsung juga penyucian dengan menggunakan tetesan-tetesan air yang dilakukan oleh pemimpin adat kepada para peserta yang hendak mengikuti upacara melasti.

3. Proses Sembahyang

    Proses sembahyang dalam upacara melasti adalah inti dari acara. Pada proses sembahyang orang-orang yang mengikuti upacara melasti akan duduk bersila menghadap ke arah jajaran perangkat ibadah dan sesaji, sekaligus menghadap ke arah sumber air suci. Setelah itu, orang-orang tersebut akan diberikan secangkir air suci untuk diminum lalu dilanjutkan dengan meletakkan bijak di dahi masing-masing orang. Proses sembahyang dilakukan dengan khusyuk, setelah selesai biasanya perangkat-perangkat ibadah yang telah dicuci diarak kembali ke pura untuk menjalankan ritual lainnya. Jika telah selesai para peserta upacara melasti bisa pulang ke desa masing-masing.














Comments

Popular Posts